Nah Areingers. Jalur pendakian gunung Burangrang ini ada 3 jalur, yaitu lego haji, Pos Komando dan Pangheotan. Dimana masing-masing dari jalur ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Jalur pendakian yang paling cepat dari ketiga jalur tersebut adalah jalur Legok Haji. Seperti pada umumnya, jalur yang paling cepat ditempuh pasti memiliki INFORMASIGUNUNG. Nama lain : Burangrang Elevasi : 2.064 mdpl Lokasi : Jawa Barat Jenis : Stratovolcano Tipe B Pengelola : Keistimewaan : Tempat latihan militer Jalur pendakian : Jalur Legok Haji, Jalur Desa Lawang Angin, Jalur Purwakarta, dan Jalur Cimahi Tempat Ikonik : Puncak : Puncak Burangrang Lama pendakian : 2-4 jam TUTUP Jalur pendakian Gunung Rajabasa Lampung ditutup sementara untuk pendakian (tanggal 24 Desember 2021 sampai 2 Januari 2022). Update 30 Desember 2021. Gunung Rakutak. TUTUP. Gunung Rakutak saat ini telah masuk kategori kawasan Cagar Alam, sehingga yang diperbolehkan masuk hanya untuk tujuan riset dan konservasi. CagarAlam Gunung Burangrang. Photos (16) Directions; Print/PDF Map; Share; Puncak burangrang - Legok Haji Balik lagi Legok haji - Puncak burangrang - Bukit mentari. View bobby's activity. Matasiry laturima. September 28, 2021. Hiking Great! good. Wardhana Wor. August 1, 2021. Hiking. First to Review. WisataTangkuban Perahu mungkin sudah biasa. Kalau nanti liburan akhir tahun ke Bandung Barat, traveler bisa coba keseruan mendaki Gunung Burangrang. GunungBurangrang secara administratif berada di antara 2 kabupaten yaitu Bandung Barat & Purwakarta. Di sisi utaranya adalah Gunung Tangkuban Perahu. Jalur pendakian Burangrang sendiri ada 3 jalur : via Legok Haji, Lawang Angin/Kopassus, dan Purwakarta. Belakangan ternyata ada juga jalur lewat Cimahi. . Skip to content Paket WisataRental MobilSewa Bus PariwisataSewa MotorKontakTravel Blog Gunung Burangrang Mengisi waktu liburan di gunung tak hanya bisa dilakukan oleh para pendaki saja. Anda yang bukan pendaki pun bisa melakukannya loh. Seperti liburan di Gunung Burangrang ini. Wisata gunung ini terletak di sisi Utara pusat Kota Bandung. Jika dilihat dari posisi, gunung ini bersebelahan dengan wisata Gunung Tangkuban Perahu. Sayangnya keindahan alamanya dulu sering terlupakan, padahal view Situ Lembang yang cantik dapat terlihat dengan jelas dari puncak. Penasaran ada daya tarik apa saja di wisata gunung ini? Sebelum membahas soal daya tarik, mari simak info sekilas tentang gunung yang satu ini. Sekilas Tentang Gunung Burangrang Gunung Burangrang adalah satu dari rangkaian gunung di kawasan pegunungan Sunda. Dahulu, pegunungan Sunda Purba mengalami erupsi dan melahirkan beberapa gunung yang mengelilingi tanah Pasundan. Salah satu gunung yang muncul pasca erupsi adalah gunung ini. Situs gunung ini mungkin kurang populer. Meski demikian publik sangat penasaran dengan tempat wisata Bandung paling hits yang satu ini. Tak sedikit dari mereka penasaran dengan menanyakan hal-hal kecil terkait dengan gunung ini. Misal berapa mdpl ketinggian gunung ini, apakah punya kawah, daya tarik apa saja yang ada di gunung ini, dst. Menurut info dari data pegunungan di Provinsi Jawa Barat, ketinggian gunung ini mencapai mdpl. Dengan ketinggian yang lumayan ini, gunung ini tidak sering menjadi pilihan utama untuk wisata pendakian. Padahal lokasinya dekat dengan Kota Bandung dan Purwakarta. Salah satu titik akses yang sering jadi favorit wisatawan adalah via Legok Haji. Nah, dari titik Legok Haji ini, wisatawan nantinya akan mendapat suguhan view alam yang menawan. Kunjungi juga tempat populer di Jawa Barat yang lagi hits seperti Farmhouse Lembang Bandung. Daya Tarik Gunung Burangrang Ada beberapa alasan mengapa wisata gunung ini masuk dalam rekomendasi daftar wisata alam yang menarik untuk Anda kunjungi. Pertama, gunung ini masih menyimpan misteri yang selalu membuat para wisatawan sangat penasaran. Kedua, objek wisata gunung ini menawarkan pengalaman wisata yang berbeda. Misteri Berbicara soal misteri gunung ini, ada kaitannya dengan kisah legenda gunung ini sendiri, tepatnya legenda terbentuknya gunung ini. Konon, ini masih ada hubungannya dengan Legenda Sangkuriang. Anda tentu tak asing dengan legenda ini, bukan? Menurut kisah tersebut, Sangkuriang menendang perahu yang kemudian berubah menjadi Gunung Tangkuban Perahu. Sedang pohon yang tak lain adalah material perahu juga ikut terlempar dan menjadi Gunung Bukit Tunggul yang terletak di wisata Lembang. Sementara ranting yang ikut terlempar berubah menjadi gunung ini. Panorama Alam yang Asri Semua wisata gunung pasti menawarkan keindahan pemandangan pegunungan yang memanjakan mata. Termasuk gunung ini. Anda dapat menikmati keindahan di sekitar tempat Anda berdiri. Dan puncak menjadi spot yang paling tepat untuk menyaksikan panorama alam sekitar. Puncak gunung ini sendiri tak begitu luas, hanya sekitar 25 meter persegi. Di puncak ini, terdapat Tugu Triangulasi putih dengan tinggi meter. Nah, dari area tugu ini Anda dapat melihat betapa cantiknya Kota Bandung, Kawah Putih, dll. Tak hanya itu saja, Anda juga bisa menyaksikan kawasan perbukitan dan juga gunung-gunung yang ada di Jawa Barat. Pemandangan ini terlihat semakin indah dengan hiasan atap langit biru plus gumpalan-gumpalan awan putihnya. Dapatkan dan rasakan pengalaman seru ini dengan mendatangi tempat wisata alam ini. Optimalkan momen liburan Anda dengan mendatangi tempat wisata terdekat. Fasilitas Wisata Gunung Burangrang Tersedia sejumlah fasilitas yang bisa memberikan kenyamanan kepada para wisatawan selama liburan di tempat ini. Meski tak banyak, fasilitas-fasilitas ini bisa Anda gunakan dengan layak. Seperti fasilitas area parkir yang cukup luas. Fasilitas lainnya adalah mushola sederhana yang bisa Anda gunakan untuk tempat sholat, baik sholat berjamaah maupun sholat seorang diri. Anda juga tak perlu khawatir jika perut Anda lapar tapi Anda kehabisan bekal. Ada warung makan di sekitar jalur Legok Haji. Warung makan ini hanyalah warung kecil tapi menjual makanan yang cukup lengkap. Salah satu menu wajibnya adalah Mie Kocok Bandung, salah satu makanan khas Bandung legendaris yang cocok Anda nikmati di tempat dingin. Fasilitas yang terakhir adalah camp area. Di sini, Anda bisa mendirikan tenda. Manfaatkan momen camping asik ini dengan menikmati malam bersama sahabat, pasangan, atau keluarga. Nuansa tenang begitu terasa di sini. Semakin malam, udara akan terasa semakin dingin. Oleh karenanya, siapkan secangkir minuman hangat sebagai teman’ camping Anda. Jangan lupa suguhkan salah satu oleh-oleh khas Bandung untuk pacar, bolen Bandung, sebagai pelengkap minuman hangat Anda. Rasanya yang legit pastinya cocok untuk minuman kopi hangat Anda. Harga Tiket Masuk Gunung Burangrang Tidak mahal untuk bisa melakukan kegiatan wisata petualang di sini. Tarif retribusi tiket masuk dan juga tarif parkir kendaraan relatif terjangkau. Berikut informasi terbarunya Retribusi Tarif Tiket Masuk per orang Parkir Motor per unit Parkir Mobil per unit Lokasi dan Rute Menuju Gunung Burangrang Untuk Anda yang ada agenda untuk menjajal keseruan wisata alam di gunung ini, silahkan catat alamat lengkapnya, yaitu Pasanggrahan, Bojong, Purwakarta, Jawa Barat. Jika dari Bandung, wisata gunung ini bisa diakses melalui beberapa jalan utama seperti Jalan Sersan Bajuri. Di sepanjang jalan protokol ini, Anda dapat dengan mudah menemukan pusat wisata kuliner Bandung terdekat. Hampir semua jajanan terkenal Bandung dijajakan di sini. Batagor Bandung, misalnya. Bisa juga memilih Jalan Jenderal Sudirman lalu lanjut ke Jalan Kolonel Masturi sebagai alternatif terbaiknya. Anda bisa gunakan kendaraan pribadi atau kendaraan sewa bagi Anda yang belum memiliki kendaraan pribadi. Salsa Wisata dapat menjadi rekomendasi jika Anda memerlukan layanan paket sewa mobil murah namun berkualitas. Ada banyak pilihan tipe mobil yang bisa Anda sewa. Salah satunya adalah Fortuner VRZ yang tergabung dalam layanan paket sewa mobil Elf Bandung. Tipe mobil ini pastinya cocok untuk trek perbukitan dan pegunungan. Jam Operasional Layaknya wisata gunung pada umumnya, gunung ini dibuka untuk kegiatan pendakian dan wisata selama 24 jam. Jadi siapapun bebas berkunjung di pagi, siang, atau malam hari. Mengingat aksesnya yang cukup sulit dan fasilitasnya yang tak begitu lengkap, pastikan Anda tetap menikmati detik demi detik liburan Anda dengan menggunakan layanan paket wisata yang tepat. Salah satu rekomendasi yang terbaik adalah paket family gathering ke Bandung dari Salsa Wisata. Itulah info singkat mengenai wisata Gunung Burangrang. Tempat ini bisa jadi alternatif untuk Anda yang mengidamkan pengalaman liburan yang berbeda dan lebih menantang. Related PostsBagikan Artikel Ini Ke Page load link Adakah yang pernah mendengar nama Gunung Burangrang? Atau mungkin baru tau namanya saja? Gunung satu ini memang jarang terdengar di obrolan para pendaki atau bisa dibilang kurang populer. Tak banyak para pendaki yang datang untuk mendaki Gunung Burangrang atau setidaknya kebanyakan hanya dari kalangan para pengunjung hebat Gunung Sunda Purba sekitar tahun silam menghasilkan kaldera yang sangat luas, yang bernama cekungan Bandung. Tepi-tepi kaldera inilah yang kemudian menumbuhkan gunung-gunung baru, seperti Gunung Tangkuban Parahu, Gunung Burangrang, Gunung Bukit Tunggul, Gunung Manglayang dan masih banyak yang lainnya. Gunung Burangrang tidak kalah bagus dengan gunung-gunung lainnya lho. Apalagi jika menilik hingga ke asal usulnya, gunung api mati yang berada di perbatasan kabupaten Bandung Barat dan kabupaten Purwakarta ini sangat menarik sekali. Kawan-kawan pasti tahu dong Gunung Tangkuban Parahu? Nah Gunung Burangrang ini saudara kandungnya. Mereka sama-sama terbentuk hasil dari letusan Gunung Sunda Purba, gunung raksasa di jaman prasejarah yang menjadi atap bumi parahyangan. Konon Gunung Sunda Purba memiliki ketinggian lebih dari 4000 mdpl dan menjadi gunung paling tinggi di Jawa kala itu. Versi lain dari cerita leluhur, Gunung Burangrang sering dikaitkan dengan cerita legenda Sangkuriang. Layaknya Gunung Tangkuban perahu, Gunung Burangrang ini konon katanya adalah bagian ranting pohon yang dilempar Sangkuring. Rangrang sendiri dalam bahasa sunda berarti ranting. Mitos ini semakin dikuatkan dengan bentuk dari Gunung Burangrang dari kejauhan yang seperti gerigi. Selain Burangrang dan Tangkuban Parahu ada lagi satu gunung yang juga sering dikaitkan dengan legenda Sangkuriang, yaitu Bukit Tunggul, Konon katanya terbentuk dari tunggulnya atau akar dari pohon yang digunakan Sangkuriang dalam membuat perahu. Wallahu alam. Terlepas dari pamornya yang kurang terkenal, tapi cukup menarik bukan gunung yang satu ini? Selanjutnya saya akan coba ulas mengenai info pendakian Gunung Burangrang yang mungkin bisa memberikan informasi untuk kawan-kawan yang hendak kesana. Ulasan ini saya rangkum sesuai pengalaman saya mendaki Gunung Burangrang beberapa waktu lalu. Baca Juga Info Pendakian Gunung Gede via Gunung Putri Pendakian Gunung Burangrang via Legok Haji Pendakian saya lakukan sekitar awal bulan April. Saya dan kawan berangkat menuju salah satu basecamp pendakian Gunung Burangrang yang bernama basecamp Legok Haji. Sebenarnya ada beberapa basecamp untuk pendakian Gunung Burangrang selain Legok Haji, yaitu ada Tanjakan Mentari, Pos Komando, dan Pangheotan. Semuanya berlokasi di Bandung Barat. Tapi Legok Haji menjadi basecamp Burangrang yang paling populer dan sering menjadi pilihan para pendaki. Bacecamp Legok Haji berlokasi di kp. nyalingung, Ds. Tugumukti, Kec. Cisarua, Kab. Bandung Barat. Untuk menuju kesana cukup mudah dan tidak membingungkan. Dari kota Bandung menuju arah Lembang, sebelum pusat kota Lembang berbelok ke arah Cisarua. Set saja di maps "Burangrang via Legok Haji atau Curug Cipalasari" cukup akurat kok. Menjelang sampai lokasipun ada banyak petunjuk arah, sehingga sangat memudahkan. Saya saja yang pertama kali kesana gak nyasar kok. Ketika sudah memasuki perkampungan, yaitu kp. Nyalindung, jalan semakin menyempit dan sedikit rusak. Apalagi saat hampir sampai lokasi jalan berupa gang kecil. Jadi saya sangat merekomendasikan untuk datang menggunakan motor saja. Jika pakai mobil, mungkin harus parkir agak jauh dan berjalan kaki cukup jauh untuk sampai di lokasi basecamp. Tiba saatnya motor yang saya kendarai memasuki gang yang hanya cukup 1 motor itu. Gang tanah yang kalau hujan dijamin becek dan licin. Tinggal sedikit lagi dari pintu masuk gang, saya sampai di gapura selamat datang. Gapura Selamat Datang Gambar Selain untuk basecamp pendakian, lokasi ini juga sebagai pintu masuk menuju salah satu air terjun di kaki Gunung Burangrang, yaitu Curug Cipalasari. Di sekitar basecamp juga terdapat camping ground yang digunakan untuk berkemah santai tanpa harus mendaki. Biasanya kalau akhir pekan selalu penuh oleh pengunjung. Begitupun saya yang saat itu memilih berkemah di campground dekat basecamp untuk selanjutnya melakukan pendakian tektok pergi-pulang ke Gunung Burangrang. Kenapa begitu? Alasannya ya karena lagi pengen aja, mendaki tanpa membawa beban. Apalagi katanya trek Gunung Burangrang ini lumayan susah. Ya, keuntungan dari mendaki tektok atau PP yaitu kita bisa meminimalisir barang bawaan, salah satunya karena tidak perlu membawa peralatan berkemah seperti tenda, sleeping bag, logistik yang biasanya menuhin dan beratin carrier. Kita cukup mendaki dengan membawa keperluan yang penting saja seperti air mineral, makanan ringan, jas hujan, dan lainnya. Simple bukan? Meskipun begitu, untuk sebagian orang mungkin kurang suka melakukan pendakian seperti ini. Alasannya mungkin karena merasa kurang afdol aja. Misalnya, jadi kurang merasakan sensasi mendaki, atau jadi melewatkan moment sunset dan sunrise dari puncak gunung kalau cuaca mendukung. Kembali lagi ke selera masing-masing. Saya juga sebenarnya baru kali ini mendaki tektok, biasanya selalu ingin camp di atas gunung. Oh iya, untuk simaksi atau HTM pendakian Gunung Burangrang ini sangat terjangkau ya, yakni cukup membayar saja per orangnya. Area camping ground dekat basecamp Legok Haji Memulai Pendakian Tektok ke Gunung Burangrang, Treknya Cabe Rawit! Subuh itu sekitar pukul 430 pagi, saya dan teman terbangun dari tidur. Suhu rasanya tidak terlalu dingin, tapi setelah lepas sleeping bag ternyata cukup menusuk juga. Meski agak mager, kami paksakan menuju toilet satu-satunya yang ada di camping ground sekitar basecamp Legok Haji itu. Kami segera bersih-bersih, cuci muka, sikat gigi dan ambil wudhu. Selesai shalat dan berganti pakaian, kami lanjut siap-siap untuk segera memulai pendakian tektok ke puncak Gunung Burangrang. Tidak banyak yang perlu di siapkan, kami hanya membawa 1 daypack yang berisi air, snack, dan jas hujan. Begitulah enaknya tektok, gak perlu bawa macem-macem. Kamipun memulai pendakian sekitar pukul 616 pagi. Perjalanan dari Campground ke Pos 1 Kami berencana untuk mendaki santai saja ke puncak Burangrang, bukan mau summit ngejar sunrise. Hehe. Apalagi udah dapet bocoran katanya beberapa hari ini dipuncak selalu berkabut, karena kebetulan masih musim hujan. Jadi santai aja deh. Berangkat agak siang juga gak apa-apa. Lokasi campground tempat kami memulai pendakian berada di ketinggian ± 1300 mdpl. Trekking dimulai dengan menaiki anak tangga. Lumayan panjang tapi masih oke lah, apalagi kaki masih seger sehingga tidak perlu waktu lama untuk sampai ke ujung tangga. Lepas melewati anak tangga, jalanan masih manusiawi. Meski menanjak dengan vegetasi semak belukar, tapi pijakan masih jelas. Setelah berjalan ± 180 meter, sampailah kami di POS 1 sekitar pukul 0628. Hanya perlu 12 menit saja untuk sampai ke POS 1 di ketinggian ± 1420 mdpl ini. POS 1 Gunung Burangrang via Legok Haji POS 1 ini berupa tanah datar yang tidak terlalu luas. Hanya terdapat satu tempat duduk kayu yang bisa dijadikan tempat istirahat oleh para pendaki. Tidak ada lahan untuk mendirikan tenda di pos ini. Dari POS 1 terlihat pemandangan kota di kejauhan berpadu dengan matahari terbit dan kabut-kabut tipis pagi itu. Syahdunya... POS 1 ke POS 2 Karena belum terlalu capek, kami tidak istirahat di POS 1 ini dan langsung saja melanjutkan perjalanan ke POS 2. Trek dari pos 1 masih terus menanjak dengan elevasi 30-40 derajat. Dari sini kita sudah memasuki pintu rimba atau batas hutan. Jarak dari POS 1 ke POS 2 ±200 meter dengan hanya memerlukan waktu sekitar 15 menit. Pukul 0643 kami sampai di POS 2 ketinggian ± 1500 mdpl. Baca Juga Panduan Lengkap Berkemah di Gunung Bromo POS 2 Gunung Burangrang via Legok Haji Sama halnya seperti POS 1, POS 2 ini berupa lahan datar yang sempit sehingga tidak dapat dipakai untuk mendirikan kemah atau tenda. POS 2 ke POS 3 Dari awal trekking pun rasanya belum menemukan bonus jalur landai, tapi tanjakan menuju POS 3 ini sudah makin gak karuan. Kemiringan sudah 60-80 derajat dipadukan dengan jalanan licin serta pohon tumbang membuat kaki sulit menemukan pijakan yang pas. Tidak jarang kami harus jongkok dan merangkak untuk menaklukan tanjakan demi tanjakan di jalur perlu 25 menit untuk kami sampai di POS 3. Sekitar pukul 0708 sampailah kami di POS 3 dengan ketinggian ± 1614 mdpl. POS 3 berupa lahan kosong yang tidak terlalu luas, paling tidak cukup menampung 2 tenda saja. POS 3 ke POS 4 Banyak orang bilang kalau jalur Legok Haji ini adalah jalur ngetrek. Maksudnya mungkin jalur cepat, jadi wajar kalau di sepanjang jalur akan berjumpa tanjakan terjal yang membuat jidat ketemu lutut dan hampir tidak ada jalur landainya. Sekilas jalurnya mirip jalur ke Gunung Salak, bedanya yang ini jarak tempuhnya lebih pendek. Soal kekejaman jalurnya, kayanya sama deh. Dari POS 3 ke POS 4 ini jalur masih berupa akar-akar tinggi yang perlu dipanjat. Ditambah selepas hujan malam hari menjadikan akar-akar tersebut semakin licin. Perlu setengah jam lebih atau ± 35 menit untuk menjinakan jalur dari POS 3 ke POS 4 ini. Padahal jaraknya hanya kurang dari 500 meter saja. Tapi ya karena itu tadi, treknya gak ada ampun. Akhirnya kamipun tiba di POS 4 sekitar pukul 0743 ketinggian ± 1800 mdpl. Di POS 4 ada lahan datar yang mungkin hanya cukup untuk 2 tenda saja. POS 4 ke Puncak Jika dihitung dari awal pendakian, kami sudah menghabiskan waktu sekitar 1jam 30menit sampai POS 4 ini. Sungguh waktu yang sangat singkat untuk sebuah pendakian. Tapi dengan trek yang begitu, membuat kami sudah cukup kelelahan. Segini tuh gak bawa beban loh. Apalagi kalau bawa carrier yang isinya baju hangat tebel, sleeping bag, tenda, air mineral 2 liter wkwk. Gak tau deh kuat atau engga. Mungkin perlu berjam-jam untuk sampai karena akan lebih banyak istirahatnya. Dari sini sudah bisa disimpulkan ya, meski ketinggiannya hanya 2000-an, tapi Burangrang sepertinya tidak cocok untuk pemula. Sayapun merasa bersalah sudah underestimate ke Burangrang. Padahal guys, gaboleh menilai gunung dari ketinggiannya ya. Hehe. Baca Juga Menikmati Sunrise di Gunung Patuha, Ciwidey, Bandung Trek menuju puncak ini tidak jauh berbeda. Beberapa meter sebelum sampai puncak kita akhirnya menemukan tanah landai. Disini kita sudah masuk batas vegetasi dimana sinar matahari tak lagi tertutup lebatnya hutan. Melihat kanan kiri, kita akan dimanjakan dengan melihat pemandangan Kota Bandung di Selatan dan Purwakarta di Utara dipadukan dengan perbukitan-perbukitan yang mengelilinginya. Namun tetap berhati-hati ya, karena kanan kiri jalur setapak ini adalah jurang yang menganga. Tahap terakhir kita harus melalui trek berbatu yang menanjak untuk akhirnya sampai ke Puncak Burangrang. Kami tiba di Puncak Burangrang sekitar pukul 0837. Artinya pendakian ini menghabiskan waktu total 2jam 20menit. Waktu yg normal namun lumayan cepat, karena pendakian Burangrang sendiri umumnya 3-4 jam. Puncak Gunung Burangrang ini hanya berupa tanah lapang seluas lapangan tenis yang ditandai sebuah tugu. Tak jauh dari tugu terdapat pula sebuah prasasti penanda batas wilayah Bandung Barat dengan Purwakarta. Batas wilayah Bandung dan Purwakarta Bergeser sedikit dari lokasi tugu, terdapat lahan datar yang lumayan luas yang umumnya digunakan para pendaki untuk mendirikan kemah. Paling tidak hanya cukup 15-20 tenda saja. Gak terlalu besar juga sih ya, kalau pengunjung banyak seperti di gunung-gunung lain dijamin engga akan muat. Tapi berhubung ke Burangrang ini masih terbilang jarang, jadi masih aman lah. Jika kebetulan sedang cerah, keindahan Situ Lembang yang konon Ranu Kumbolonya Jawa Barat bisa tampak jelas dari puncak Burangrang. Sayang saat itu cuaca berkabut sehingga hanya bisa menikmati tembok putih. Hehe. Pemandangan Situ Lembang dari Puncak Burangrang jika cerah Gambar Tidak banyak yang bisa dilakukan oleh saya yang hanya tektok ke Puncak Burangrang. Apalagi karena berkabut banget jadi gak bisa lihat pemandangan apa-apa. Akhirnya hanya istirahat duduk-duduk sambil membuka perbekalan. Meski begitu, gak terlalu kecewa banget sih, mungkin karena sudah dikasih tau saat ngobrol sama bapak penjaga di basecamp kalau puncak mungkin akan berkabut. Jadinya gak berekspektasi gimana-gimana. Nanti lain kali kita coba lagi deh ya, tapi gak tau kapan, mesti nyiapin mental dulu karena treknya cakep. Haha. Baca Juga Sunrise Point Cukul Bandung, Camping hingga Berburu Foto Instagramable Tidak berlama-lama kami di Puncak Burangrang, paling hanya 30 menitan. Selesai ngemil dan dirasa udah agak segeran, kami lanjut perjalanan turun. Ternyata perjalanan turun jaaaauh lebih sulit. Yang biasanya perjalanan turun gunung itu bisa lebih cepat, tidak berlaku saat itu. Menuruni akar-akar yang licin perlu extra hati-hati dan pelan-pelan, supaya ngga kepeleset. Perjalanan turun kami menghabiskan waktu sekitar 2 jam juga, hampir sama seperti saat naik. Saat turun bertemu dengan banyak pendaki yang hendak naik. Uniknya banyak sekali orang-orang yang sudah berumur yang naik kesana. Kebanyakan sih warga-warga lokal Bandung dan sekitarnya. Katanya sih cuma mau tektok alias pergi-pulang. Tapi salut banget deh sama semangat mereka. Pukul 1130 kami sudah sampai di lokasi camping ground. Tenda kami masih berdiri kokoh disana. Lanjut bersih-bersih dan masak-masak karena sudah laper banget sejak di jalan turun. Hehe. Curug Cipalasari, Air Terjun Kaki Gunung Burangrang Kalau masih cukup tenaga, setelah dari Puncak Burangrang kawan-kawan bisa mampir ke Curug Cipalasari. Lokasinya masih satu area nih, jadi bisa sekalian. Di lokasi camping ground terdapat 2 persimpangan jalan yaitu naik ke atas untuk Puncak Burangrang, dan jalan lurus untuk ke Curug Cipalasari. Dari persimpangan jalan tersebut cukup berjalan kaki sekitar 15 menit saja. Deket kan? Air Terjun yang sangat tinggi namun tidak terlalu deras. Cocok untuk penyegaran setelah naik turun gunung. Meski tidak bisa berenang, namun ada aliran air yang bisa digunakan untuk bermain air. Airnya dingin dan segar banget karena langsung dari mata air pegunungan. Air Terjun Cipalasari Mungkin segitu dulu ya ulasan dari saya mengenai Gunung Burangrang, si miniatur Gunung Salak. Untuk para pendaki pemula seperti saya, tolong jangan jadikan Burangrang sebagai gunung latihan. Haha. Tapi meski begitu jangan ciut dulu, kalian tetap bisa mendaki gunung ini dengan persiapan yang matang. Setidanya olahraga dulu dan memakai perlengkapan yang safety. Dan saran saya usahakan tidak datang di musim hujan, supaya jalur tidak licin dan bisa menikmati pemandangan yang cantik dari atas puncak. Semoga artikel ini bisa membantu bagi kalian yang sedang mencari informasi gunung burangrang terbaru. Selamat mendaki Gunung kecil tidak ramah pemula ini kawan-kawan~ Bandung Barat - Gunung Burangrang di Jabar begitu menarik buat didaki. Gunung dengan hutan yang rimbun ini pun seringkali menjadi lokasi latihan Perahu sudah terkenal sebagai destinasi wisata di sekitar Bandung, tapi tak demikian halnya dengan Burangrang. Meski bertetangga, Burangrang relatif kurang populer, termasuk sebagai kawasan yang diincar para pendaki ketinggian mdpl, Burangrang merupakan gunung api mati yang berada di perbatasan Kabupaten Bandung Barat dengan Purwakarta. Gunung ini menjadi bagian dari rangkaian pegunungan purba seperti Gunung Tangkuban Perahu dan Gunung Bukit Tunggul yang terbentuk dari sisa letusan Gunung Sunda Purba zaman prasejarah yang membentuk cekungan mangkuk Bandung Raya. Jika didasarkan dari legenda turun menurun, perahu yang ditendang Sangkuriang konon berubah jadi Tangkuban Perahu. Nah Burangrang ini berasal dari sisa batang kayu yang dilempar oleh Sangkuriang yang marah karena gagal menikahi ibu kandungnya.Muhammad Idris/detikTravelHutan kedua gunung bertetangga ini saling sambung menyambung, menciptakan lembah luas, hutan yang masih perawan di antara kedua puncaknya. Hutan lebat di lereng Burangrang akan terlihat sangat jelas saat melewati Tol Cipulang selepas Padalarang atau setelah KM pekan lalu mencoba melakukan pendakian Burangrang via Legok Haji yang notabene merupakan jalur tercepat menuju puncak. Dua jalur lainnya yakni Pos Komando dan Panheotan di mana masing-masing jalur tersebut memiliki karakteristik yang sendiri seringkali dipakai untuk latihan perang maupun survival pasukan Kopassus. Jangan heran jika di tengah hutan belantara ini, kerap terdengar letusan senjata api dan bom yang bersahutan pada saat-saat tertentu.Muhammad Idris/detikTravelNah, di Legok Haji, jangan bayangkan pendakian Burangrang seperti destinasi pendakian pada umumnya. Jalur pendakian yang masuk kawasan Desa Pasirlangu, Kecamatan Cisarua ini tak memiliki basecamp resmi. Selain itu, tak ada papan petunjuk resmi yang menunjukkan tempat pendakian. Sehingga pendaki harus bertanya kepada warga sekitar untuk pendakian ke puncak Burangrang di Legok Haji sebenarnya merupakan jalan yang biasa dipakai untuk trek motor trail ke hutan Perhutani. Pendaki bisa mendaftar dan menitipkan kendaraan pada warung makan yang dikelola warga sekitar dengan tarif Rp pinus dan semak belukar sepanjang 2 kilometer jadi etape pertama yang bisa dilahap pendaki sebagai pemanasan sebelum trek menanjak sesungguhnya. Jangan salah, meski tingginya hanya mdpl, Burangrang termasuk sebagai gunung yang kurang ramah untuk pemula. Sebaiknya pendaki menggunakan celana dan kaos panjang serta penutup kepala, lantaran banyak tanaman berduri tajam dan gatal di trek pendaki, butuh setidaknya sejam perjalanan mencapai vegetasi hutan padat berlumut selepas semak belukar yang sedikit menanjak. Lantaran belum terkelola dengan baik, tak ada pos peristirahatan resmi di sepanjang jalur Burangrang. Namun begitu, ada beberapa penunjuk arah ke puncak yang dipasang di beberapa persimpangan agar pendaki tak trek pertama, pendaki menemui jalur semakin menjadi-jadi. Sepanjang jalur Legok Haji merupakan trek menanjak dengan kemiringan 60-80 derajat. Jalanan licin serta pohon tumbang, membuat kaki sulit menemukan pijakan yang pas. Beberapa tanjakan bahkan terpaksa dilewati dengan jongkok maupun Gunung Burangrang Muhammad Idris/detikTravelSetelah menempuh perjalanan selama 3 jam, barulah pendaki bisa menemukan batas vegetasi di mana sinar matahari tak lagi tertutup lebatnya hutan. Sepanjang jalur menuju puncak ini, treknya terbilang landai. Mata sangat dimanjakan pemandangan Kota Bandung di selatan dan hiruk pikuk Purwakarta di sisi utara. Jika cuaca sedang baik, mata bisa menerabas jauh hingga Waduk Cirata di Barat jalan menuju puncak ini pula, jurang menganga bisa ditemui di kiri-kanan jalan setapak yang lebarnya tak sampai setengah meter. Selanjutnya, pendaki hanya perlu menaiki trek berbatu hingga ke puncak di puncak Burangrang Muhammad Idris/detikTravelPuncak Burangrang sendiri hanya berupa tanah lapang seluas lapangan badminton yang ditandai sebuah tugu berkelir putih merah dengan ketinggian 2 meter. Tak jauh dari tugu, terdapat pula sebuah prasasti penanda batas wilayah Bandung Barat dengan pendaki akan mendirikan tenda untuk menginap di tanah lapang tersebut. Saat cuaca tak berkabut, keindahan Situ Lembang bisa tampak jelas dari puncak batas wilayah Bandung Barat dengan Purwakarta Muhammad Idris/detikTravelCara ke sanaTak tersedia angkutan umum untuk mencapai di Desa Pasirlangu. Ada beberapa angkot yang melayani rute dari Kota Cimahi dan Bandung Barat menuju Sekolah Polisi Negara SPN, yang jadi pemberhentian paling dekat dengan Legok Haji. Salah satunya angkot yang menuju langsung ke Stasiun Cimahi. Dari SPN yang berdampingan dengan Pasar Cisarua ini, pendaki bisa menumpang mobil bak terbuka atau menyewa ojek di sekitar pasar menuju menggunakan kendaraan pribadi, bisa melewati ruas Jalan Raya Cimahi sebelum kemudian berbelok ke Jalan Kolonel Masturi. Sampai di SPN, pendaki tinggal masuk ke jalan pasar dan berbelok ke kanan mengikuti arah jalan menuju Pasirlangu. idr/krn 4 February 2020 0707 — Gunung Burangrang yang terletak di Cisarua, Bandung Utara, Jawa Barat merupakan salah satu destinasi wisata alam yang patut dikunjungi. Gunung dengan ketinggian meter di atas permukaan laut mdpl itu merupakan gunungapi yang sudah tidak aktif lagi. Untuk mendaki ke gunung ini, pendaki bisa melalui jalur pendakian, Pos Komando, Panheotan dan satu jalur favorit yaitu Legok Haji yang disebut sebagai jalur tercepat menuju ke puncak, di mana basecamp pendakian via Legok Haji berada di Desa Nyalindung dengan ketinggian mdpl. Pendaki bisa mendaftar dan menitipkan kendaraan pada warung makan yang dikelola warga sekitar dengan tarif Sementara untuk biaya tiket masuknya, kalian bisa membayar seikhlasnya atau tidak ada tarif khusus. Ketika mulai melakukan pendakian, kalian akan menemukan jalur persimpangan, di mana arah ke kanan menuju ke Curug Cipalasari, dan ke kiri menuju ke jalur pendakian. Adapun kontur jalur pendakian via Legok Haji ini berupa hutan pinus dan semak belukar serta vegetasi hutan padat berlumut. Gunung ini terbilang kurang ramah untuk pendaki pemula, pasalnya trek dari gunung ini terbilang cukup menantang. Disarankan ketika mendaki gunung ini menggunakan celana dan kaos panjang serta penutup kepala, lantaran banyak tanaman berduri tajam dan gatal di trek awal pendakian. Saat di puncaknya, kalian akan disuguhkan pemandangan Gunung Tangkuban Parahu. Di puncak ini juga kalian akan menemukan area kemping yang muat kurang lebih untuk 8 – 10 tenda, namun akses menuju ke area camp berupa kanan-kirinya jurang, jadi perlu berhati-hati. Adapun waktu pendakian menuju ke puncak, bisa dilakoni dengan waktu kurang lebih 3-5 jam, tergantung kondisi fisik dan mental pendaki. Dan untuk waktu tempuh turunnya bisa memakan waktu sekitar 2 jam perjalanan, jadi gunung ini bisa untuk tek-tok atau kemping. Perlu diketahui, gunung ini memang belum terkelola dengan baik, oleh karenanya belum ada da pos peristirahatan resmi di sepanjang jalur Burangrang. Namun begitu, ada beberapa penunjuk arah ke puncak yang dipasang di beberapa persimpangan agar pendaki tak tersesat. MC/RL Foto dok. Instagram/nurrizqi_28

gunung burangrang via legok haji